Opini

AADPSE (Ada Apa Dengan Profesor Sofian Effendi) ?

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Jakarta, 18 Juli 2025

Judul diatas (AADPSE) sengaja dipilih karena mengingatkan kita pada Judul Film Layar Lebar AADC / Ada Apa dengan Cinta, sebuah film drama romantis Indonesia karya Rudi Soedjarwo yang (kebetulan) dirilis pertama kali pada tanggal 7 Februari 2002, alias tahun yang sama saat Profesor Sofian Effendi menjabat Rektor di UGM / Universitas Gadjah Mada, hingga tahun 2007. Secara kebetulan juga tanggal hari ini, 18 Juli 2025 adalah tepat 45 (empat puluh lima) tahun Pengumuman PP I (Proyek Perintis Satu) alias Ujian Masuk PTN termasuk UGM saat itu, 18 Juli 1980.

Kembali ke AADC, Film ini dibintangi oleh aktor Nicholas Saputra dan aktris Dian Sastrowardoyo. Pengambilan gambar dilakukan di beberapa lokasi di kecamatan Gambir, kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat dan Kecamatan Kebon Jeruk, sedangkan AADPSE tentu saja “dibintangi” oleh Prof Sofian Effendi, yang sudah berusia 80 (delapan puluh) tahun, karena beliau sudah lahir semenjak tanggal 28 Februari 1945, namun masih tetap sehat, panjang umur, serta bersemangat hingga saat ini dan berdomisili di Jogja.

Prof Sofian merupakan Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM, pernah menjadi Rektor Kampus Biru tersebut dan menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000. Pendidikannya tidak kaleng-kaleng, memperoleh. BA Hon. (Administrasi Publik) UGM 1966, MA (Administrasi Publik) UGM 1968, MPIA (Pembangunan Ekonomi dan Sosial) Univ Pittsburgh AS 1975 dan Ph.D (Persoalan Publik) Univ Pittsburgh AS 1978.

Mengapa detail riwayat pendidikan dan karier beliau saya tulis rinci diatas, karena ini menunjukkan sebenarnya Prof Sofian pasti bukan seseorang yang mudah percaya begitu saja. Sejak muda terbiasa melakukan analisis ilmiah, mempelajari data, menjadi informasi, kemudian pengetahuan dan akhirnya kebijakan. Jadi seharusnya kalau sudah memiliki referensi yang kuat (bahkan tampak “hafal luar kepala” mengingat usianya), tanpa perlu harus membaca lagi, apa-apa yang disampaikannya tersebut biasanya adalah hal yang paripurna alias sudah bisa dipastikan kebenarannya.

Jadi kalau Rabu lalu (16 Juli 2025) mayoritas masyarakat Indonesia, bahkan bukannya tidak mungkin hingga ke mancanegara, seperti mendapat kabar yang sangat mengejutkan (baca: menyejukkan) soal cerita sebenarnya tentang perjalanan kuliah hingga “Ijazah” JkW dari kanal YouTube LangkahUpdate “Mantan Rektor UGM Buka-bukaan ! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007 !” yang hingga kemarin masih bisa disaksikan melalui link www.youtube.com/live/kqGbV9nZUZI Tayangan berdurasi 1-jam 13-menit 55-detik ini telah disaksikan sekitar 500 ribu views dan banyak dimuat ulang diberbagai diberbagai YouTube lain, bahkan menjadi kutipan sumber berita di hampir semua media Indonesia.

Namun ironisnya, hanya berselang sehari sesudahnya, di hari Kamis 17 Juli 2025 kemarin, statemen Prof Sofian diatas mendadak berubah membagongkan 180° sebagaimana yang diulas dalam kanal YouTube Wartawan Senior Hersubeno Point menjadi “Mengejutkan! Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan soal Rektor UGM Tersandera dan Diancam” melalui youtu.be/PkPogexmfLI karena beredar selembar “Surat Pernyataan tanpa Meterai” sebagaimana lazimnya dokumen yang berkekuatan hukum, namun bertandatangan “Prof. Dr. Sofian Effendi – Rektor UGM 2002-2007”.

Oleh karenanya wajar jika banyak masyarakat, terutama Netizen +62, mempertanyakan perubahan mendadak sikap Mantan Rektor UGM tersebut, sehingga singkatan “AADPSE” sebagai judul tulisan ini menjadi sangat aktual. Salahsatunya adalah Pengamat Politik Said Didu yang menyebut bahwa ada upaya pembungkaman terhadap mantan Rektor UGM yang berani jujur berbicara mengenai polemik ijazah palsu. “Baru saja saya dapat info dari Jogya bahwa sedang terjadi upaya “pembungkaman” terhadap Prof. Sofian Effendi karena buka kasus Ijazah Jokowi,” ungkap Said Didu dikutip dari laman X miliknya, Kamis kemarin. Terkait hal itu, Said Didu meminta kepada masyarakat di Jogja untuk saling menjaga sang profesor yang berani jujur diatas.

Senada dengan Said Didu, Pakar Digital Forensik yang sebelumnya juga merekam statemen awal Prof Sofian kemarin yakni Dr. (Eng) Rismon Hasiholan Sianipar kemarin juga sempat memperbincangkan perubahan sikap mendadak mantan Rektor UGM 2002-2007 itu di Kanal YouTube-nya Balige Academy “Ada Apa dengan Prof. Sofian Effendi, Ada Tekanan Besar?” melalui link www.youtube.com/live/xRd2dawwyWU Perbincangan santai namun penuh makna tersebut dilakukan sembari membahas juga langkah lanjut dari upaya membongkar ketidakbenaran dan ketidakjujuran selama ini.

Uniknya ada juga Netizen yang sampai menanyakan perubahan sikap 180° itu ke Grok, Asisten AI percakapan yang dikembangkan oleh xAI milik Elon Musk. Seperti yang dilakukan oleh Erlangga Mulya Hadi @okebogor dengan kalimat “@grok benarkah terjadi pembungkaman terhadap profesor Sofyan Effendi? Perlukah memberi dukungan terhadapnya?” Kemudian Grok menjawab “Berdasarkan sumber berita terkini (17 Juli 2025), Prof. Sofian Effendi mencabut pernyataannya soal ijazah Jokowi secara mendadak, setelah klaim awal pada 16 Juli. Menunjukkan indikasi pembungkaman melalui tekanan. Dukungan diperlukan untuk melindungi kebebasan berpendapat dan integritas akademik. Mari kita awasi bersama”.

Kesimpulannya, Perubahan sangat mendadak sikap Prof Sofian Effendi yang sebelumnya sudah mau jujur dan terbuka membongkar hal Kasus Ijazah Palsu yang sempat disebutnya “skandal besar” ini memang sangat disayangkan, namun berdasar fakta pendapat berbagai pihak diatas, perubahan beliau itu bukan tidak mungkin ada “tangan-tangan jahat” yang masih bermain dan cawe-cawe. Kita sepakat tetap berdiri bersama Prof Sofian Effendi, penegak kejujuran selain Ir. Kasmudjo. Tetap terus gelorakan #AdiliJkW dan #MakzulkanFufufafa …

)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI dan OCB Independen – Jakarta, Jumat 18 Juli 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button