APAKAH UGM BANGGA DENGAN JOKOWI YANG NGACIR SAAT DITANYA IHWAL KERETA WHOOSH?
Oleh : Ahmad Khozinudin (Sastrawan Politik)
Jakarta, 18 Oktober 2025
Jokowi ngacir, whoosh! Secepat kilat meninggalkan awak media saat ditanya ihwal kereta cepat (Whoosh) yang belakangan tidak ditanggung APBN. Padahal, sebelumnya Jokowi yang menerbitkan Perpres Nomor 93 Tahun 2021, yang mengizinkan penggunaan APBN untuk pembiayaan, termasuk penyertaan modal negara (PMN) ke PT KAI dan penjaminan kewajiban perusahaan.
Sebelumnya, Luhut Binsar Panjaitan juga mulai buang badan. Dia berdalih ‘Whoosh sudah bobrok saat dia pegang”. Dia juga buru-buru Whoosh! Lari secepat kilat, dengan dalih sedang melakukan restrukturisasi utang kereta cepat yang dibanggakan era Jokowi.
Sayangnya, di era PRABOWO proyek ini jadi beban. Menkeu Purbaya Wahyu Sadewo, ogah menalangi utang Whoosh melalui APBN. Sebagaimana diketahui,
Total utang kereta cepat mencapai 7,2 miliar dollar AS atau setara Rp 116,5 triliun.
Selain masalah kereta cepat, Jokowi saat ini juga sedang disoal masalah proyek IKN. Proyek infrastruktur di era Jokowi, umumnya tidak melalui kajian akademik alumni kampus yang memiliki ijazah asli, semua kajiannya palsu hanya demi mengejar gelar palsu ‘Bapak Infrastruktur’.
Alih-alih malu pada Jokowi, Ova Emilia selaku Rektor UGM malah memperkenalkan Jokowi sebagai alumni kebanggaan Fakultas Kehutanan UGM saat Dies Natalis (17/10). Padahal, sampai saat ini Jokowi tidak pernah bangga dengan almamaternya, karena masih malu (baca: takut) untuk menunjukan ijazah yang dimilikinya.
Dalam acara tersebut, Jokowi ditanya wartawan. Ditanya, kenapa kereta Whoosh tidak ditanggung APBN lagi. Apa komentarnya.
Tapi sayang, alumni kebanggaan Fakultas Kehutanan UGM ini langsung ngacir. Tak keluar sepatah kata pun dari mulutnya. Mirip Wapres Gibran, yang tak mengeluarkan jawaban saat ditanya tentang ujian calon ASN.
Kebanggaan UGM ini, kini menjadi beban Indonesia. Proyek kereta cepat, saat ini bikin ribut karena tak mampu dibayar. Restrukturisasi bukan berarti penghapusan utang (moratorium). Itu artinya, beban ini tidak bisa dihilangkan, hanya dikotak Katik jadwal pembayarannya. Lalu, meminjam ungkapan Yusuf Mansur, DARIMANA DUITNYA?
Karena itu, kasus ijazah Jokowi harus dituntaskan. Saat terbukti palsu, bearti Jokowi telah menipu seluruh rakyat Indonesia.
Biarkan Jokowi dan Luhut Panjaitan yang menanggung utang kereta cepat Whoosh. Kan itu ide mereka?
Menurut Agus Pambagio, yang harus bertanggungjawab adalah yang punya ide. Atau dengan kata lain yang makan duit Woosh, hingga bikin utang segunung.
Jadi, suruh saja Jokowi alumni kebanggaan UGM yang membayar utang. Jangan rakyat Indonesia. Karena kereta Whoosh ide Jokowi, bukan ide rakyat Indonesia.




