Opini

Darurat Ancaman Postur Obesitas Pertamina

Oleh : Feko Supriyadi ( Direktur Eksekutif GAKI) (Gerakan Kedaulatan Energi)

Jakarta, 11 Oktober 2025

Hadirnya kekuatan multipolar sebagai realitas baru zaman menjadi sebab utama dorongan tak terelakkan transformasi sistem lembaga lembaga vital dan strategis negara negara dunia. Transaksi Multi currency serta digital currency terbarukan adalah keniscayaan serta tantangan yang harus dihadapi dan dicari solusinya.

Kondisi geopolitik yang sedemikian rupa menimbulkan beberapa pertanyaan sudah sejauh mana perusahaan vital dan strategis negara seperti Pertamina melakukan transformasi sistem agar mampu menyesuaikan dengan platform perubahan geopolitik dan geoekonomi.

Dua periode rezim Joko Widodo publik disajikan postur gendut Pertamina. Pada 2020 tercatat 142 anak cucu perusahaan Pertamina. Seperti perhotelan, asuransi, maskapai penerbangan, properti dan rumah sakit. Postur obesitas Pertamina tersebut wajar membuat publik terkejut dan sekaligus faham kenapa selama satu dekade pertamina belum mampu membangun kilang minyak baru, sekaligus makin terbebani oleh ketergantungan impor minyak 1 juta bbl/hari. Jika kondisi ini dibiarkan akan makin membebani keuangan Negara dimasa depan.

Reintegrasi Struktural dan Transformasi Sistem Tata Kelola Energi

Komitmen Prabowo Subianto memperkuat ketahanan energi sebagai modal utama meraih kemakmuran Bangsa sudah semestinya difahami serta diterjemahkan dalam langkah nyata. Mengacu pada kebutuhan geoekonomi masa depan serta political will Presiden Prabowo, Pertamina harus cepat mengambil langkah penyembuhan penyakit struktural, agar mampu bersaing dalam kompetisi energi dunia yang semakin kompleks.

Upaya reintegrasi mengembalikan struktur Pertamina menjadi satu kesatuan yang lebih terpadu mulai hulu, hilir, gas, energi baru terbarukan (EBT), hingga infrastruktur harus dibarengi transformasi sistem guna mendukung transparansi dan akuntability untuk menciptakan kultur perusahaan yang bersih dan efektif.

Dirut Pertamina Simon Aloysius Mantiri sebagai nakhoda energi Nasional berjanji akhir 2025 akan merampingkan struktur pertamina. Semoga saja langkah tersebut mampu Meningkatkan efisiensi bisnis, Memperkuat kendali negara atas aset strategis energi, Mempercepat pengambilan keputusan, Menghindari duplikasi biaya dan birokrasi antar anak usaha. Namun semua Harapan tersebut semoga saja bukan jadi isapan jempol belaka!!!.

Wal hasil, Gerakan Kedaulatan Energi (GAKI) mencermati niat mulia para pelaku kebijakan, menilai pula semua formula dan metode yang digunakan sangat bagus untuk mencapai tujuan kedaulatan dan ketahanan energi. Namun ada satu variable dari semua itu yang terlewat yaitu: “Musuh Bersama”.

Mudah mudahan Pertamina semakin berpihak pada rakyat dan bukan untuk segelintir MAFIA MIGAS!!!.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button