EMPAT TOKOH BERTEMULAH UNTUK PERUBAHAN

Oleh : M Rizal Fadillah ( Pemerhati Politik Dan Kebangsaan )
Bandung, 4 Juli 2025
Situasi negeri ini lebih dari sekedar tidak baik baik saja, tetapi sudah parah bahkan rusak. Agama dipinggirkan, jurang kaya miskin tajam, kedaulatan negara tergerus, pengangguran meningkat, daya beli rakyat melemah, kapitalis merambah dahsyat, hukum diperalat, budaya tidak menjadi sokoguru, ideologi menipis, korupsi marak, oligarki menggeser demokrasi, anak kecil jadi penguasa boneka, serta raja yang jago omon. Indonesia memang gelap kata mahasiswa.
Rakyat butuh dan rindu perubahan. Mahasiswa bergerak sporadis, perjuangan aktivis dan purnawirawam belum menjadi kekuatan, emak-emak baru mulai galak, santri dan kyai meronta untuk keluar dari ruang ngaji, aki dan nini teriak serak, semua mencari bentuk dalam rangka konsolidasi dan kebersamaan. Bergerak serentak menuju perubahan. Menguras tenaga dan mengolah otak untuk berontak.
Rasa penjajahan terasa kuat seolah Indonesia dikuasai oleh segelintir orang saja. Meski gumpalan kekuatan perlawanan mulai menggelinding, tetapi kepemimpinan baik individu maupun kolektif perlu terbentuk dan tanpa menafikan potensi kepemimpinan rakyat yang terus mengkristal, beberapa figur dapat memulai untuk mengktitisi dan memberi solusi. Memimpin konsolidasi melalui simbolisasi.
Untuk mengawali atau memotivasi gumpalan yang sudah ada, empat tokoh ini kiranya dapat bertemu dan berkomunike bersama. Adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X, Jenderal Purn. Try Sutrisno, Habib Rizieq Shihab, dan Jusuf Kalla tokoh itu. Hamengku Buwono X Raja dan Gubernur yang berakar budaya dan daerah, Try Soetrisno ujung dari gerakan para purnawirawan prajurit pejuang, Habib Rizieq simbol perlawanan umat Islam, dan Jusuf Kalla politisi senior, pengusaha. Ada kharisma tersendiri pada keempatnya.
Rezim Jokowi yang dilanjutkan rezim Prabowo perlu dikoreksi. Jokowi harus bertanggung jawab atas segala kebijakan yang dijalankan sementara Prabowo harus berjalan di kaki sendiri. Berani lepas dari genggaman maupun jeratan Jokowi. Selama keduanya bersatu maka akan menjadi duet sasaran perlawanan rakyat semesta. Menurut para purnawirawan Prabowo harus segera siuman dari pingsannya.
Bertemu dan berkomunike bersama HB X, Jenderal Try, HRS dan JK memberi spirit bagi perjuangan perubahan sekaligus meluruskan jalan pada pemerintahan Prabowo. Mewanti-wanti bahkan dapat mengultimatum. Tokoh daerah, tentara, umat Islam, dan politisi pengusaha cukup kuat gaung kontribusi bagi perjuangan rakyat dan kepemimpinan bangsa.
Meski fenomena kini di barisan depan ada pada gerakan sepuh-sepuh, gerakan kakek nenek, namun ini menjadi modal besar untuk membangunkan generasi muda untuk ambil alih gerakan. Di tangan angkatan muda masa depan itu akan lebih ceria.
Ayo mahasiswa dan angkatan muda bangun dan bangkit.
Ingat lirik lagu karya Alfred Simanjuntak :
Bangun pemudi pemuda Indonesia.
Tangan bajumu singsingkan untuk negara.
Masa yang akan datang kewajibanmu lah.
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa.
Gerakan aki nini berpadu dengan gerakan pemuda pemudi akan mampu mengubah wajah bangsa. Habis gelap terbitlah terang.
Ingat pula lirik lagu karya Rhoma Irama :
Tak selamanya langit itu kelam.
Suatu saat kan terang juga.
Hiduplah dengan sejuta harapan.
Habis gelap terbitlah terang.