Fakta-fakta Yang Akhirnya Terbongkar Dibalik Liputan Desa KKN Dan Pak Kasmudjo

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes
Jakarta, 6 Juli 202
Akhirnya KompasTV menayangkan (baca: mengkoreksi atau merevisi) Liputan terbarunya soal Pak Kasmudjo dan Desa KKN JkW setelah sempat membuat tayangan sebelumnya sekitar dua minggu lalu yang berjudul “Live – Eksklusif! Penelusuran Desa KKN JkW | Dipo Investigasi” yang bisa dilihat sampai sekarang di YouTube melalui link www.youtube.com/live/3LDzEUnbsqA dengan total durasi 59-menit 30-detik.
Koreksi alias Revisi Tayangan Investigasi episode ke-31 (tiga puluh satu) program Investigasi yang dibawakan oleh Presenter sekaligus Produser Lapangan Dipo Nurbahagia (DNB) tersebut, meski sedikit terlambat dan harus melalui mostly komentar tajam di tayangan sebelumnya, bahkan banyak yang mengkritisi dengan kalimat “liputan sandiwara alias sinetron”, tetap harus diapresiasi karena akhirnya tayang juga.
Bagaimana tidak? Karena di tayangan sebelumnya, meski sudah berusaha dijelaskan oleh DNB, kemunculan yang katanya “tanpa dirancang sejak awal dari Jakarta (?)”, sosok seseorang bernama Sukarno selaku Anak dari Alm pak Jenthu (Kepala desa Ketoyan sebelumnya) terasa agak aneh dan istimewa, karena dia mengaku “maha tahu dan masih sangat hafal” dengan peristiwa tahun 1985 (bukan tahun 1983, sebagaimana penjelasan tegas Dirtipidum Bareskrim saat Konpres 22/05/2025 kemarin).
Apalagi Sukarno ini bisa menjelaskan dengan sangat detail peristiwa “jatuhnya Lampu Petromax (jenis lampu yang menyalanya masih menggunakan minyak tanah dan spiritus)” di meja rumah lamanya (?), sekaligus bisa mendeskripsikan dengan detail sikap “ketakutan” JkW bahkan sampai memperagakan posisi kedua tangan diangkat. Kejadian (jatuhnya Lampu Petromax ?) ini sebenarnya cukup aneh bila tidak terjadi tragedi lebih besar (baca: kebakaran) saat tersebut, mengingat Lampu jenis tersebut menyala menggunakan tekanan Api di Sarung Lampunya dan saat jatuh besar kemungkinan minyak tanahnya langsung tumpah dan tersebar kemana-mana.
Selain tidak sinkron dengan penjelasan pak Muhuri yang konon sempat mengantarkan “lelaki tinggi dan gondrong” menggunakan Vespa sejauh sekitar 51,6 km (durasi waktu lebih dari 4 jam, bila menggunakan jalur Jalan raya Karanggede – Gemolong dan Jl. Solo – Purwodadi saat itu) membeli Gitar Elektrik di desa yang di tahun 1985 masih belum dialiri listrik tersebut (?), sosok Sukarno ini secara nurul akal waras dan sehat, sulit dipercaya kebenaran keterangannya.
Apalagi tidak lama setelah tayangan tersebut dibuat, sosok Sukarno ini “tercyduk” tertangkap kamera liputan media yang selalu standby di Rumah JkW di Jl Kutai Utara Sumber Solo, bersama beberapa orang mau (sowan) Jkw disana, sungguh Terwelu. Langsung Netizen kompak berkomentar “… pantas dia TerMul, bisa bercerita dengan sangat detail soal “tragedi Lampu Petromax” yang membagongkan didesa tanpa listrik yang mau ada pentas pakai Gitar Listrik itu …” ha ha ha, konyol.
Kembali kepada Tayangan koreksi atau revisi tersebut, kali ini DNB memberi judul “Eksklusif! Fakta dibalik Penelusuran Desa KKN JkW di desa Ketoyan | Sini Gue Kasih Tau”. Dapat dilihat melalui YouTube di alamat youtu.be/AjXl-dDvinc dengan total hanya 26-menit 47-detik, namun justru tayangan terbaru ini terasa lebih jujur dan apa adanya, sekaligus bisa mengembalikan kredibilitas KompasTV yang sempat dipertanyakan Netizen +62 akibat tayangan “investigasi” DNB sebelumnya.
Beberapa catatan menarik di tayangan koreksi atau revisi ini antara lain dapat dilihat di menit ke-15 lewat 5-detik, dimana SekDes Ketoyan Taufan Bangkit, mengakui bahwa meski ada Catatan KKN tahun-tahun yang lain, tetapi Tidak ada khusus “Catatan KKN UGM di tahun 1985 tersebut (?)”, aneh bin Ajaib. Sempat dia beralasan bahwa Kantor KaDes sudah berpindah beberapa kali, namun lucunya semua Catatan KKN yang lain masih ada, kecuali di tahun krusial tersebut. Ada juga saat DNB mampir di Rumah JkW di Solo, dikatakan sama Adc disana “tidak ditempat”, tapi lucunya si Keasang tercyduk (mak bedunduk, bahasa Srimulat) mampir di menit ke-20 detik ke-30 dirumah tersebut, lucu.
Hal paling menarik adalah pengakuan jujur dari DNB ketika bertemu dengan Pak Kasmudjo, yang sudah fixed bukan sebagai Dosen Pembimbing Skripsi maupun Dosen Pembimbing Akademik JkW, sekaligus ini membuktikan kebohongannya yang sudah dipertontonkan selama 8 tahun di Kampus UGM (tepatnya tanggal 19/12/2017 lalu), dimana DNB mengakui di menit ke-19 detik ke-43 bahwa kesaksian Pak Kasmudjo tetap sama sebagaimana saat diwawancara oleh Dr Rismon Sianipar di tayangan Balige Academy atau SentanaTV sebelumnya alias membantah statemen (kebohongan) JkW semua.
Kesimpulannya, tayangan “Sini Gue Kasih Tau” ini makin jelas membuktikan bahwa telah terjadi Abuse of Power dari pihak-pihak yang jahat dan mau menutupi Fakta sebenarnya ketika di menit ke-24 sampai KompasTV saja tidak bisa mengakses Skripsi JkW yang sekarang “disembunyikan” oleh UGM dengan alasan yang tidak jelas. Jadi biarlah masyarakat yang akan mendesak dan Gusti Allah SWT yang akan “bertindak” jika memang sudah kehendakNya. Oleh karenanya tetaplah lantang berteriak #AdiliJokowi dan #MakzulkanFufufafa …
)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen – Minggu 06 Juli 2025.