PeristiwaPress Reales

FAKTA TENTANG SESAR CITARIK DAN GEMPA BOGOR 10 APRIL 2025

Oleh : Dr. Daryono, S.Si., M.Si. ( Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG )

Jakarta, 23 Agustus 2025

Pasca Gempa Karawang dan Bekasi M4,7 yang meimbulkan kerusakan ringan pada bebarapa banguan, beberapa awak media dan netizen menanyakan tentang Sesar Citarik.

Berikut ini adalah beberapa fakta tentang Sesar Citarik:

Sesar Citarik memiliki orientasi sesar arah utara barat daya – timur laut, memanjang namun tersegmentasi melalui Pelabuhan Ratu, Bogor, hingga Bekasi. Sesar Citarik memiliki mekanisme geser mengiri (Sidarto, 2008)

Sesar ini diperkirakan telah aktif sejak belasan juta tahun lalu dan masih aktif hingga saat ini dengan mekanisme berupa sesar geser/mendatar mengiri (sinistral strike slip).

Bebarapa peristiwa gempa signifikan dan merusak yang diduga dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik adalah Gempa Sukabumi dan Bogor pada: 14 Juni 1900, 9 Februari 1975, 12 Juli 2000, 10 Maret 2020 (M5,0) dan terakhir adalah gempa merusak di Bogor pada 10 April 2025 yang lalu dengan magnitudo (M4,1).

Gempa dahsyat yang melanda Kota Bogor pada 11 Oktober 1834 berdampak mencapai skala intesitas VIII MMI (rusak berat) hingga IX MMI (rusak sangat berat) yang menyebabkan banyak rumah dan bangunan tembok di Batavia dan Istana Bogor rusak, diduga pemicunya adalah Sesar Citarik.

Gempa Bogor dengan kekuatan M4,1 pada 10 April 2025 pukul 22.16.13 WIB merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) dengan episenter terletak di Kota Bogor pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km yang dipicu aktivitas sesar aktif dengan mekanisme sumber sesar geser (strike-slip). Episenter gempa ini terletak pada jalur Sesar Citarik.

Bukti bahwa Gempa Bogor M4,1 adalah gempa tektonik dan bukan gempa volkanik, tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan Sensor Gempa di Darmaga dan di Citeko dengan karakteristik gelombang geser yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.

Gempa Bogor saat itu disertai suara gemuruh dan dentuman. Suara tersebut dinilai wajar karena adany getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman sangat dangkal. Hampir semua gempa sangat dangkal lazimnya disertai suara ledakan, dentuman dan gemuruh. Gempa dirasakan kuat di Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Depok dengan Skala Intensitas III-V MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga.

Dampak Gempa Bogor M4,1 cukup merusak di Kota Bogor disebabkan oleh: (1) kedalaman hiposenter gempa yang dangkal, (2) struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa, dan (3) lokasi permukiman berada pada tanah lunak/lepas (efek tanah lunak).

Sesar Citarik berpotensi menimbulkan gempa kuat sehingga jalur sesar ini harus diperhitungkan dalam perencanaan pengembangan infrastruktur di wilayah Jabodetabek dan Sukabumi.***

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button