Opini

Fufufafa Mangkir Di Istana Saat Suasana Genting, Malah Bikin “Sinetron Ojol (?) Yang Ditertawakan Netizen +62

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes ( Pemerhati Telematika, Multimedia, AI Dan OCB Independen )

Jakarta, 2 September 2025

Tulisan ini bisa dikatakan sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya (“Indonesia Berduka, Membara dan Bahkan Terbakar dimana-mana, tetapi Kemana menghilangnya si Fufufafa”, Minggu 31 Agustus 2025) sekaligus respon atas berbagai tanggapan -baik positif dari mayoritas Netizen +62, maupun ada juga yang negatif dari Para Termul dan Gerombolan YouTuber (Ceboker) Nusantara- tentang keberadaan si Fufufafa saat Suasana genting di Republik ini kemarin. Berbagai tanggapan tersebut muncul di berbagai platform sosial media maupun ada juga yang japri langsung kepada saya, Terimakasih.

Ternyata, sebagaimana fakta kronologis yang disimpulkan dari semua tanggapan tersebut, hari Minggu kemarin Fufufafa tercyduk malah sedang membuat “Sinetron Ojek Online / Ojol (?)” kata Mostly Masyarakat yang diwakili Netizen +62 dikarenakan saking banyaknya keganjilan (baca: hal absurd) alias membagongkan yang terjadi dalam peristiwa tersebut. Hal ini jelas dikonfirmasi oleh Perwakilan resmi Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono sebagaimana yang termuat dalam situs berita mainstream CNN Indonesia www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250901210639-92-1269016/asosiasi-sebut-ojol-yang-temui-gibran-bukan-anggota-mereka

Dalam statemennya Igun tegas membantah Pertemuan “sinetron Ojol (?)” dengan kalimat “Iya (enggak kenal). Enggak ada yang mengetahui dari kelompok mana mereka mewakili siapa. Karena yang pasti terlembaga, ya kami sebagai asosiasi kami terlembaga dan terdaftar pada negara maupun pemerintah Republik Indonesia. Dan kami saksi mata langsung (insiden yang menimpa Affan Kurniawan),” ujar Igun kepada media, termasuk CNN Indonesia dalam link diatas. Igun bahkan menilai pertemuan itu janggal karena tidak ada koordinasi sebelumnya dengan asosiasi. Menurutnya, Fufufafa terkesan langsung menghadirkan kelompok yang mengaku mewakili ojol, padahal tidak pernah berada di lokasi tragedi. “Mereka tidak pernah ada di lokasi. Kelompok ini tidak pernah ada di lokasi atau orang-orang tersebut tidak pernah ada di lokasi, karena kami pada saat peristiwa itu terjadi kami memang yang ada di lokasi. Hingga dijalankannya otopsi jenazah di RSCM dan sampai selesai kami terus mengawalnya,” ujarnya.

Kekecewaan juga dirasakan para pengemudi ojol yang menilai pertemuan di Istana Wapres tidak benar-benar mewakili mereka. Igun menyebut muncul pertanyaan besar ketika ada pihak yang tiba-tiba hadir bersama Fufufafa tanpa keterlibatan asosiasi resmi. “Jadi yang beredar di rekan-rekan ojol adalah kawan-kawan ini kecewa apalagi melihat ada kelompok yang tidak pernah mewakili ojek online tiba-tiba bersama Fufufafa. Apakah ini adalah sebuah rekayasa atau settingan untuk memanfaatkan kejadian tragedi meninggalnya Affan Kurniawan untuk mencari simpati dengan mengundang ojol atau orang beratribut ojol yang kami tidak tahu itu ojol atau bukan,” kata Igun.

Igun menyebut langkah Fufufafa ceroboh karena memberi ruang kepada pihak yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam tragedi Affan. Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan disinformasi dan kesalahpahaman publik. “Nah ini harus diketahui oleh publik bahwa kecerobohan ini tidak bisa kita terima. Karena pastinya akan menimbulkan kesalahan informasi atau disinformasi,” imbuh Igun seperti ditulis CNNI. Igun juga menolak anggapan pertemuan di Istana Wapres berhasil meredam kemarahan para pengemudi ojol. Ia menilai langkah Fufufafa justru memperkeruh suasana karena menghadirkan pihak yang tidak jelas mewakili siapa.

“Tidak. Jadi kami menilai inilah kecerobohan. Dengan mengundang pihak yang tidak diketahui siapa oleh ojek online,” ujarnya. Menurut Igun, langkah itu hanya menambah opini negatif di kalangan pengemudi dan seolah-olah sudah ada perdamaian, padahal proses hukum atas tragedi Affan Kurniawan belum tuntas dan olah TKP pun belum dilakukan. Ia menyebut narasi damai yang ditampilkan sebagai bentuk pengalihan dari peristiwa sebenarnya. Ia kemudian meminta Fufufafa melibatkan asosiasi resmi pengemudi ojol jika ingin berdialog.”Kami enggak ngerti apa motifnya atau tujuannya, tapi yang pasti nih tidak ada koordinasi antara Fufufafa terhadap kami sebagai lembaga. Kami ini lembaga, bukan perorangan,” tambahnya.

Sebagaimana diketahui, selain adanya Asosiasi resmi, ada juga 4 (empat) Operator Ojol di Indonesia, mereka adalah [1] Gojek (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa / bagian dari GoTo Group), berdiri 2010 mulanya call center dan aplikasi diluncurkan Januari 2015. [2] Grab (PT Grab Teknologi Indonesia), Grab/GrabBike meluncur di Jakarta Mei 2015 (setelah GrabTaxi hadir lebih dulu). [3] Maxim (layanan “Taxi/Maxim”; entitas Indonesia: PT Layanan Prima Digital/afiliasi) mulai beroperasi sejak 2018 di sejumlah kota; kini beroperasi di banyak provinsi. [4] inDrive (dulunya inDriver; entitas Indonesia: PT IND Mobitech Service – “inDrive Ridehailing Indonesia”)
Mulai beroperasi 2019 (uji coba pertama di Medan; meluas ke >50 kota sebelum hadir di Jakarta pada 2021). Selain 4 besar diatas sebenarnya masih ada Aplikasi/operartor lebih kecil atau lokal yang pernah/masih beroperasi, misalnya Anterin (pernah beroperasi di Jabodetabek dan beberapa aplikasi daerah (mis. JogjaKita).

Lebih lucunya lagi, bahkan disebut-sebut “Srimulat kalah lucu”, saat ” Sinetron Ojol (?)” kemarin, beberapa “pemeran”-nya terlihat sangat kinclong berjaket yang masih baru sepertii tidak pernah dipakai dan menggunaka sepatu mahal yang (maaf) dirasa ganjil dipakai untuk ngOjol. Mereka adalah Hadi Supriyadi (Gojek) yang mengenakan sepatu Air Jordan dan diperkirakan harganya jutaan rupiah. Kemudian Asep Setiawan (Grab) yang mengenakan sepatu Adidas Yeezy dimana harganya bisa mencapai jutaan Rupiah. Selanjutnya Bambang Santoso (Maxim) mengenakan sepatu Nike Air Max yang harganya juga jutaan rupiah dan ada juga Rudi Hartono yang mengenakan sepatu Converse Chuck Taylor dengan harga juga jutaan. Masih ada 4 (empat) driver Ojol lainnya namun tidak perlu lagi dibahas karena sama kinclongnya.

Lebih lucu lagi jika membaca komentar-komentar cerdas Netizen +62 terhadap kekonyolan para pemeran “Sinetron Ojol versi Fufufafa” ini sbb @jokomans: “Gak nyangka driver Gojek bisa pake sepatu Air Jordan, mungkin Gojek udah naikin standar hidup driver, ya?” @odong_ojol: “Mungkin fufuafa gak cek ID driver. Ini bukan ojol biasa, kayaknya mereka ‘taruna’ yang lagi belajar pake sepatu fancy.” @kocak_ujung: “Taruna Grab ya pake Yeezy? Wah, Grab ngasih bonus gede nih buat driver, atau mungkin cuma setup acara ini doang.” @fahmi___03: “Kok bisa ya, Grab bisa bikin driver-nya tampil seperti selebriti, padahal tarif ojol tetap segitu-gitu aja.” @kurniaanspeed: “Gak bisa percaya deh, Maxim ngasih sepatu jutaan buat driver-nya. Kayaknya ini acara settingan, deh.” @edi_driver: “Taruna Maxim? Pake sepatu Nike Air Max? Hahaha, yang bener aja. Pasti acara promosi buat menunjukkan ‘life style’ driver Maxim.”

Kesimpulannya, lagi-lagi si Fufufafa bikin ulah yang unFaedah. Sudah mangkir dari acara penting dalam suasana sangat genting, malah bikin “Sinetron Ojol (?)” yang bikin kepala pening. Sekalilagi masyarakat Indonesia sudah cerdas untuk tidak terperdaya dengan gaya-gaya sinetron murahan seperri jaman bapaknya begini. Saat Presiden Prabowo sedang berusaha keras menjaga Indonesia yang sedang membara dan berduka bersama Masyarakat, malah Fufufafa dan Gank ODGJ (Orang Dekat Gib Jok) membuat “hura-hura”, bahkan bisa diartikan juga “huru-hara” bila tidak disikapi serius. Oleh karenanya sudah benar langkah Sekretariat Bersama Civil Society dan Forum Purnawirawan Prajurit TNI untuk #AdiliJkw dan #MakzulkanFufufafa …

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button