Peristiwa

Pagedangan Udik Bangkitkan Kemandirian Ibu Hamil Lewat Kukis Ikan Kembung Untuk Cegah Stunting

Banten, 2 September 2025

Desa Pagedangan Udik, Kecamatan Kronjo, Tangerang , Banten kini punya cara unik dalam melawan stunting. Melalui program pengabdian masyarakat bertajuk “Optimalisasi Kemandirian Ibu Hamil dalam Pencegahan Stunting melalui Inovasi Pangan Lokal Berbasis Kukis Ikan Kembung”, para ibu hamil diajak untuk lebih mandiri menjaga gizi keluarga dengan memanfaatkan potensi pangan lokal.

Program yang digagas oleh tim dosen STIKes Widya Dharma Husada Tangerang (WDH) ini merupakan bagian dari Hibah Kemendikti-Saintek 2025 Skema Pemberdayaan berbasis Masyarakat. Kegiatan berlangsung sepanjang Juli 2025, bekerja sama dengan pemerintah desa, puskesmas, posyandu, dan penggerak PKK.

“Pengabdian ini kami laksanakan untuk membangun kesadaran dan kemandirian ibu hamil dalam pencegahan stunting melalui pemanfaatan pangan lokal,” ujar Ketua Tim, Rohanah, S.ST., S.KM., M.KM.

Edukasi Gizi dan Cooking Class

Kegiatan diawali dengan penyuluhan gizi seimbang pada 5 Juli 2025. Bd. Muayah, SKM. SST, M.Tr. Keb salah satu pemateri, menekankan pentingnya protein bagi ibu hamil. “Protein merupakan zat gizi esensial bagi ibu hamil. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) dan stunting,” ungkapnya di hadapan 48 ibu hamil serta kader dari tujuh posyandu.

Seminggu kemudian, suasana berubah menjadi dapur ramai. Dalam sesi cooking class pada 12 Juli 2025, para ibu hamil, kader posyandu, dan PKK praktik langsung membuat kukis berbahan ikan kembung.
“Kami ingin menunjukkan bahwa ikan kembung, yang mudah didapat di Pagedangan Udik, bisa diolah menjadi camilan sehat dan lezat. Kukis ikan ini bukan hanya bergizi, tetapi juga mudah dibuat di rumah,” jelas Ns. Rafika Dora Wijaya, S.Kep., M.Kep.

Belajar Kemasan dan Branding

Tidak berhenti di dapur, peserta juga dilatih cara mengemas produk agar bernilai jual. “Kemasan yang menarik dan higienis dapat meningkatkan daya tarik serta nilai jual produk olahan pangan lokal,” terang Rohanah pada sesi pelatihan kemasan.

Sebagai puncak kegiatan, 26 Juli 2025, tim STIKes WDH menggelar workshop branding. Ibu-ibu dilatih membuat toko online, memotret produk dengan menarik, hingga mendesain label menggunakan aplikasi Canva. Antusiasme pun terlihat, terutama saat peserta belajar memasarkan produk secara digital.

Fasilitas Lengkap untuk Berdaya

Tak hanya pelatihan, para ibu juga dibekali perangkat lengkap untuk melanjutkan produksi kukis ikan secara mandiri. Oven listrik, mixer, timbangan digital, spatula, hingga bahan baku seperti tepung, telur, mentega, dan ikan kembung kemasan diserahkan secara simbolis oleh tim dosen.

“Kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga fasilitas pendukung agar para ibu hamil bisa langsung mempraktikkan keterampilan yang mereka pelajari. Ini adalah bentuk nyata dari pemberdayaan,” jelas Rohanah.

Peserta juga mendapat paket pengemasan, stiker label, desain branding siap cetak, hingga video tutorial agar dapat terus berproduksi dari rumah.

Dukungan Desa dan Harapan Keberlanjutan

Kepala Desa Pagedangan Udik, Astri Apriyanti, S.Pd., S.IP, mengapresiasi langkah ini.

“Kami berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat karena kegiatan ini memberikan dampak nyata. Tidak hanya meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil, tetapi juga memberdayakan masyarakat dalam peluang ekonomi melalui olahan ikan kembung,” ucapnya.

Program ini menjadi kegiatan perdana di desa tersebut. Tim STIKes WDH berkomitmen melanjutkan dengan kunjungan rutin ke posyandu untuk memantau keberlanjutan. Evaluasi bersama kader juga dilakukan agar keterampilan yang diperoleh bisa benar-benar diterapkan.

Dengan inovasi sederhana namun berdampak besar, kukis ikan kembung kini bukan sekadar camilan, melainkan simbol perlawanan Pagedangan Udik terhadap stunting sekaligus pintu peluang ekonomi bagi ibu-ibu desa.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button