PAK JOKOWI, BAWALAH IJAZAH “ASLI” PADA GELAR PERKARA KHUSUS

Oleh : M Rizal Fadillah ( Pemerhati Politik Dan Kebangsaan )
Bandung, 7 Juli 2025
Meski kuasa hukum terkejut dengan dikabulkannya gelar perkara khusus, sebenarnya inilah momen bagus kesempatan Jokowi untuk menunjukkan ijazah “asli” nya di depan peserta gelar perkara khusus. Agenda yang diadakan Dittipidum atas perintah Karo Wassidik ini menjadi ajang pembuktian atau sekurangnya indikasi “asli” atau “palsu” pada tahap penyelidikan.
Mabes Polri membuka kesempatan para pihak, ahli, pengawas baik internal maupun eksternal untuk bersama mengikuti gelar perkara secara transparan dan obyektif.
Perburuan kebenaran materiel dugaan ijazah palsu Joko Widodo akan menemukan jalannya. Gelar perkara khusus antara lain adalah jalan itu. Dittipidum sebagai pelaksana gelar telah mengundang TPUA yang menjadi pihak pelapor/pengadu masyarakat untuk hadir dalam acara tanggal 9 Juli 2025 tersebut dengan kewenangan :
“Saudara dapat menghadirkan pihak yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan gelar perkara khusus”.
Saat Jokowi nanti menunjukkan ijazah “asli” maka tentu pertanyaan awal yang sederhana tapi menentukan adalah apakah foto dalam ijazah tersebut benar foto Joko Widodo ? Uji forensik harus mampu membuktikan. Baru kemudian pembubuhan cap dan komparasi ijazah. TPUA memiliki pembanding ijazah lain.
Tentu banyak hal yang layak dipertanyakan bahkan diperdebatkan berkaitan dengan dokumen kelulusan sarjana UGM Jokowi termasuk jumlah SKS, KKN, pengambilan program, serta skripsi dan lembar pengesahannya. Pihak Kepolisian harus mampu menampilkan skripsi pembanding teman seangkatannya yang asli. Ada misteri pada skripsi Jokowi.
Kehadiran Jokowi dalam gelar perkara tersebut akan menentukan hidup dan matinya. Meski kehadiran itu sekedar hak tapi menjadi kesempatan di depan banyak pihak untuk dapat mempertanggungjawabkan kebenaran ijazahnya apakah produk UGM Yogyakarta atau Pasar Pramuka Pojok. Mata bangsa bahkan dunia sedang menyoroti.
Tampilah dengan berani pak Jokowi di forum Bareskrim dan jangan menyembunyikan diri. Benar semua tahu bahwa pak Jokowi sedang sakit, tetapi kan pak Jokowi mengirim foto berpenampilan resmi sedang menikmati liburan dengan cucu-cucu yang bermain pasir di pinggir pantai. Nah, pasti bisa datang untuk memenuhi undangan Dittipidum Bareskrim Mabes Polri dengan membawa “ijazah UGM” yang tidak terlipat-lipat dalam map.
Sesungguhnya seluruh rakyat Indonesia ingin mengikuti proses atau jalannya gelar perkara khusus, jika saja itu terbuka bagi media untuk mengaksesnya, maka acungan jempol akan diberikan kepada Kapolri dan seluruh jajarannya. Semangat untuk membangun iklim keterbukaan dalam membangun zona integritas atas pelayanan yang berkualitas benar-benar sedang dibuktikan.
Ini momen untuk menghentikan kegaduhan yang disebabkan oleh sikap pengecut Jokowi yang terus menyembunyikan ijazahnya. Jika forum ini tidak dimanfaatkan olehnya, maka tudingan rakyat dan bangsa Indonesia tentu akan semakin kuat bahwa Ijazah Joko Widodo itu memang produk Pasar Pramuka Pojok.
Ajang gelar perkara khusus Bareskrim Mabes Polri tanggal 9 Juli 2025 bagai sebuah ultimatum “Jokowi hadir dengan membawa ijazah” atau “ijazah Jokowi itu made in Pramuka”. Sederhananya memang seperti itu, kompleksnya adalah penyelidikan berhenti atau berlanjut pada penyidikan dan peradilan.
Di pengadilan lah penetapan hukum asli atau palsu ijazah Joko Widodo.
Rakyat menunggu Jokowi untuk duduk sebagai pesakitan di depan meja hijau Majelis Hakim.