EkonomiPeristiwa

Purbaya Umumkan Penangkapan Besar-besaran,Mafia Pajak Dan Bea Cukai Terancam

Jakarta, 20 Oktober 2025

Lembaga strategis negara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Akan dibersihkan oleh Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang merupakan pilar utama penerimaan negara. Kedua lembaga tersebut acap kali menjadi ladang basah praktik kotor dan mafia penyelundupan yang merugikan negara.

Yang dilakukan Purbaya ini merupakan mengembalikan marwah lembaga fiskal sebagai benteng keuangan negara yang bersih dan berintegritas.

“Kalau riil sektor dijaga, barang-barang selundupan saya tutup, yang suka main selundupan saya tangkap.

Sebentar lagi ada penangkapan besar-besaran.

Saya tidak peduli di belakangnya siapa. Di belakang saya, Presiden. Presiden itu paling tinggi, kan, di sini,” tegas Purbaya di Jakarta, dikutip Sabtu (18/10/2025).

Masyarakat mulai berani berbicara langsung kepada sang bendahara negara.

Hal tersebut dapat dinilai dari meningkatnya jumlah laporan yang masuk pada aduan publik milik Purbaya yakni “Lapor Pak Purbaya”, dalam sebulan terkahir.

Bukan hanya soal perilaku aparatur, pengaduan masyarakat juga menyoroti maraknya peredaran rokok ilegal di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Warga menilai aparat Bea Cukai setempat hanya berani menindak pedagang kecil, sementara para cukong besar dibiarkan bebas beroperasi, isi salah satu pengaduan/laporan masyarakat yang dibacakan oleh Mentri Keuangan yang baru sekitar sebulan menjabat tersebut.

“Mereka seperti tutup mata dan telinga. Padahal harusnya cukong-cukong besar yang dibasmi, bukan rakyat kecil yang hanya berusaha bertahan hidup,” kata Purbayan.

Terkait hal tersebut, dirinya memastikan Kementerian Keuangan telah membentuk tim khusus yang terdiri dari staf ahli Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Direktorat Jenderal Pajak.

Tim ini diberi tugas untuk menelusuri satu per satu laporan yang masuk dan menindak siapa pun yang terbukti bermain di lapangan.

Dirinya menegaskan, Mereka saya suruh list. Siapa orang-orang Bea Cukai, siapa cukong-cukongnya di tiap daerah. Kalau nanti ada gangguan atau barang ilegal masuk dan link ke cukong itu, cukongnya kita proses.

Pembenahan yang dilakukan oleh Purbayan tidak akan berhenti pada individu, Ia ingin ada perubahan budaya di tubuh kementeriannya reformasi mental yang menyentuh akar organisasi, agar kepercayaan publik benar-benar pulih.

Dirinya mengungkapkan bahwa dirinya pernah memanggil pegawai Bea Cukai dan mendapatkan laporan mengejutkan tentang adanya oknum internal yang diduga ikut melindungi jalur penyelundupan.

Ia menegaskan, jika memang terbukti ada “backing” dari pihak berkuasa, dirinya tidak akan ragu untuk melaporkan langsung kepada Presiden.

“Dirjen Bea Cukai saya kan (Jenderal) bintang tiga, kalau bintang empat (backing), kita lapor ke Presiden,” ujar Purbaya tanpa tedeng aling-aling.

“Banyak barang selundupan ke sini, yang katanya, orang bea cukainya tidak benar kerjanya”, ungkapnya lagi.

Yang akan menjadi Fokus awal pembersihan oleh dia, dimulai dari produk rokok, tekstil, baja, dan berbagai komoditas lainnya yang kerap menjadi pintu masuk penyelundupan di pelabuhan-pelabuhan besar.

“Saya akan kejar satu per satu,” tegas Purbaya.

Maraknya barang selundupan telah menimbulkan kerugian besar bagi negara, menggerus penerimaan pajak, dan memukul industri dalam negeri yang patuh terhadap aturan, merupakan salah satu alasan yang diambil oleh Mentri Keuangan itu.

Sekedar infomasi target penerimaan pajak tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp2.189,3 triliun.

Namun hingga awal Oktober 2025, realisasinya baru mencapai 62,4 persen dari target. Angka itu menandakan adanya potensi kebocoran atau kinerja yang belum optimal di lapangan.

Hal serupa juga terjadi pada target penerimaan bea dan cukai yang dipatok Rp301,59 triliun. Hingga akhir September 2025, realisasinya baru 73,4 persen dari target.

Purbaya ingin mengembalikan marwah lembaga fiskal sebagai benteng keuangan negara yang bersih dan berintegritas, hal tersebut bisa dilihat dari gaya kepemimpinan yang tegas dan tanpa kompromi.

Publik tentu berharap aksi “Bersih-bersih” yang dicanangkan Purbayan bukan sekadar kampanye moral, melainkan perang melawan kebusukan birokrasi, selain itu dapat menumbuhkan kembali kepercayaan publik pada negara, sekaligus memperkuat pondasi ekonomi Indonesia yang bisa membawa rakyat dan bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button