Opini

Timmy, Duka Kita, Duka Ortu & Negara

Oleh : Iwan Piliang

Bali, 20 Oktober 2025

Dari arah Sunset Road, belok kanan, jalan terasa grand menuju arah Rektorat Kampus Unud, Bali. Ketika jalan menanjak setelah Rektorat, setidaknya dua kali setahun bunga laksana Sakura, dari Tabebuya, bermekaran. Putih dan Ungu.

Lahan luas kampus melebihi kawasan NTU di Singapura, juga di kampus Denpasar, di mana Timothy Anugerah Sahputra, diberitakan lompat, bunuh diri pekan lalu.

Pada 2009 lalu seorang mahasiswa Indonesia di NTU dibunuh, David Hartanto Wijaya, saya verifikasi lengkap, mengikuti semua persidangan Koroner-nya. Hukum di negara persemakmuran, tak mengenal SP3 pada kasus kematian. Kematian masuk pengadilan Koroner: target keputusan tiga; bunuh diri, kecelakaan dan atau ditindak-lanjuti ke persidangan berikut, pidana misalnya. Di kasus David saya dapat menemukan dua saksi mata pembunuh David.

Pekan lalu saya pulang ke Bali.

Kediaman kami sepelemparan batu dari lapangan tenis, Fakultas Kelautan di Jimbaran, bukan Denpasar. putera bontot kami mahasiswa baru Faklutas Pertanian. Dari putera saya itu, mendapat gambaran sejatinya dominan mahasiswa asal Bali dan tak sedikit dari luar Bali, seperti dari Sumatera Utara, selain Bandung asal Timmy.

Saya tak punya kesempatan memverifikasi kematian Timmy, belum menyimak hasil verifikasi pihak berwajib. Berita di media Timmy lompat dari lantai dua, dalam perjalanan ke RS di Denpasar, meninggal.

Menyeruak ihwal per-cimeeh-an (bully). Ada indikasi grup WA mahasiswa mem-bully jasad Timmy. Sejauh mana kebenaran fakta dari capture WA beredar, belum ada forensik digital men-sahih-kan.

Benang merah saya simak di alam perguruan tinggi kita kini, bukan saja di Unud, tapi se-Indonesia: baik dosen pun mahasiswa stunting membaca novel bermutu, ranah dialog, tanya dan jawab mati. Akibatnya boro-boro dialektika, diskusi di perkuliahan melempen. Dalam sikon demikian budi terasah seakan pergi. Tidak sedikit dosen punya masalah dengan stress kehidupan, berpengaruh ke sikon mahasiswa di alam sama. Keriang-gembiraan langka. Berkuliah berbeban, berkomunitas bergetas.

Sejatinya inilah duka kita semua. Bukan cuma duka keluarga Timmy dan Unud. 🙏

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button