Luar NegeriOpiniPalestina

Zionis Perancang Perang Dunia: Fakta Telah Berbicara

Assoc. Prof. Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H.

(Penulis Buku: Melawan Hegemoni Zionis Demi Baitul Maqdis)

Pengamatan terhadap Zionis tidak dapat dilepaskan dari proposal global “Pemerintahan Tunggal” dalam “Tatanan Dunia Baru” (New Word Order/Novus Ordo Seclorum). Agenda global Zionis adalah melenyapkan semua agama dan negara. Keimanan dan kebangsaan harus dihilangkan dan semuanya menyatu dalam tatanan dunia yang baru itu dengan menyembah Lucifer sebagai tuhan. Lucifer itu tiada lain adalah Dajjal. New Word Order itu diwujudkan melalui konspirasi global yang berlangsung demikian lama. Tatanan baru atas dunia ini dimulai pada tahun 2000 dan kita sekarang berada pada masa milenium ketiga yang ditandai dengan menguatnya globalisasi. Globalisasi itu tiada lain adalah imperialisme model baru. William T. Still menyebutkan bahwa rencana pembentukannya sejak ribuan tahun yang lalu melalui sekelompok elit dalam masyarakat tersembunyi (secret societies).

Penelusuran literatur menunjukkan kelompok masyarakat yang tersembunyi dan rahasia ini adalah Illuminati yang merujuk kepada Illuminati Bavaria. Illuminati itu adalah kelanjutan Freemasonry, dan Freemasonry terhubung dengan Ksatria Templar yang didirikan pada abad ke-12. Ksatria Templar adalah musuh utama Salahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib. Freemasonry bertujuan untuk melanjutkan cita-cita para Qabalis, yaitu membangun suatu Tatatan Dunia Baru, cita-cita yang telah berusia 4000 tahun.

Still mengungkapkan bahwa pada abad 21 ini pendirian New Word Order melalui dua kekuatan yang rahasia, yakni Freemasonry dan Iluminati. Pendapat yang lebih mencengangkan datang dari William Josiah Sutton, bahwa pembentukan Tatanan Dunia Baru tersebut sudah direncanakan sejak zaman purba oleh Lucifer dan pada akhirnya menolak Tuhan dengan gantinya adalah Lucifer. Ralph Epperson dalam bukunya yang berjudul “The Word Order” dan Constance Cumbey – peneliti agama New Age – melalui bukunya “The Hidden Dangers of the Rainbow” mengungkapkan hal yang sama, keinginan untuk membawa perubahan ke dalam Tatanan Dunia Baru adalah suatu tatanan untuk menghapus Tuhan dari kehidupan dan mempertuhankan Lucifer.

Sosok yang dilambangkan sebagai Lucifer terdapat dalam Uang Satu Dollar AS, yakni gambar “Mata Satu” yang terletak di puncak piramida. Terdapat pula tulisan Latin “Novus Ordo Seclorum” yang tertera di bawahnya. Simbol mata satu itu disebut “The Eye of Providence” atau “Sang Mata Pemeliharaan” yang menunjukkan harapan masyarakat tersembunyi rahasia guna pengendalian dunia di bawah Lucifer yang sejatinya adalah Dajjal. Gambar satu mata tersebut selaras dengan kondisi Dajjal yang memang memiliki matanya buta sebelah. Begitu juga tulisan “Annuit Coeptis” yang artinya “Dia Yang Menyetujui Usaha Kita”. Kata “Dia” tiada lain adalah Dajjal sebagai tuhan mereka.

Patut dipahami, aktivitas Zionis Internasional di milenium ketiga ini merupakan suatu estafet yang dirancang oleh Adam Weschaupt pada tanggal 1 Mei 1776, Dia adalah perumus “The Protocols of the Elders of Zion” yang berisi agenda besar dengan tujuan utama untuk penguasaan dunia. Estafet tersebut terus berlanjut sampai pada titik akhir berdirinya Kuil Sulaiman (Solomon Temple) yang akan menggantikan Masjid Al Aqsha. Ambisi mendirikan Solomon Temple itulah yang menjadikan Zionis Israel ingin merebut tanah Palestina. Penguasaan tersebut terhubung dengan perang Armageddon (Al-Malhamah Al-Kubro), yang sebelumnya didahului Perang Dunia III.

Para pakar menjelaskan bahwa New Word Order yang dicita-citakan adalah suatu bentuk penyembahan hanya terhadap Lucifer guna rencana pembentukan pemerintahan yang menolak Tuhan tersebut dilanjutkan secara turun temurun bagi para penganut ajaran Luciferianisme. Salah satu pilar guna pencapaian tujuan adalah program penyatuan agama (New Age Movement) dengan paham pluralisme agama. Paham ini mencampuradukkan ajaran agama yang satu dengan yang lainnya dan pada gilirannya tidak mempercayai ajaran agama mana pun. Kemudian, para konspirator menciptakan revolusi di berbagai negara dan peperangan antar negara hingga terwujud peperangan global. Penghancuran demi penghancuran yang terjadi pastinya akan membawa korban manusia yang demikian banyak. Demikian itu memang dikehendaki dan menjadi bagian dari rencana mereka.

Berbagai kerusakan dunia akan terjadi, bukan saja akibat peperangan, namun juga kehacuran ekonomi, kerusakan lingkungan, kelaparan dan penyakit masal yang demikian meluas. Semua yang diciptakan itu akan bermuara pada satu proposal solusi global guna penyelesaian global. Demikian itulah yang memang diharapkan oleh elit secret societies. Oleh karena itu penyelesaian global yang dikehendaki adalah dengan mewujudkan New Word Order dengan segala konsekuensinya, utamanya penghapusan agama-agama dan negara-negara. Kesemuanya dibawah satu kendali yang dikehendaki yakni otoritas tunggal Lucifer.

Tidak dapat dilupakan, Zionis memiliki andil besar dalam terjadinya perang dunia. Sejarah mencatat di balik kejatuhan Otoman Turki, Perang Dunia I dan Perang Dunia II adalah hasil propaganda dan konspirasi Zionis. Ketika mereka telah membentuk negara, segera itu pula terlibat dalam banyak perang dengan negara Arab dan itu tidak dapat dilepaskan dengan penguasaan atas Palestina. Para ahli meramalkan terjadinya Perang Dunia III adalah juga disulut oleh Israel. Kondisi ketegangan Israel dengan Iran terkait isu pengembangan nuklir Iran dan agresi militer Israel atas Palestina akan menjurus terjadinya Perang Dunia III. Terkait dengan hal ini, William T. Still memberikan pendapatnya bahwa terjadinya Perang Dunia III akan dilakukan di Timur Tengah antara umat Islam dan Yahudi Khazar, dan akan menyebabkan perang Armageddon.

Sejalan dengan Still, William G. Carr mengatakan bahwa para tokoh Zionis Yahudi mempersiapkan terjadinya Perang Dunia, yang apinya akan menyala tiga kali berturut-turut. Setelah itu, gerakan konspirasi akan memetik buah sebagai berikut:

  1. Memprakarsai meletusnya Perang Dunia I dengan sasaran untuk menjatuhkan pemerintah kerajaan Rusia, kemudian menjadikan negeri itu sebagai pusat gerakan Atheis. Saat itu merupakan babak baru bagi komunisme ideologis yang didukung kekuasaan. Dari sini ideologi komunisme akan menyebar luas ke seluruh dunia menghancurkan setiap perlawanan dan setiap kepercayaan agama serta nilai-nilai moral. Para tokoh Yahudi benar-benar telah berhasil menyulut perang yang diprakarsai itu. Langkah pertama yang ditempuh untuk menyalakan api perang ini adalah dengan mengadakan perselisihan tajam antara dua kekuatan dunia saat itu, yaitu Jerman dan Inggris. Sementara itu, para pemilik modal Yahudi internasional terus bekerja untuk memperuncing pertikaian, dan mendorong masing-masing pihak untuk saling menggempur, dan pecahnya Perang Dunia I yang membinasakan itu.
  2. Memprakarsai meletusnya Perang Dunia II dengan tujuan memberi kesempatan kepada Komunisme untuk menguasai separo dari dunia agar tercapai kekuatan seimbang dengan kekuatan Eropa Barat secara keseluruhan. Ini merupakan persiapan babak ketiga untuk menguasai dunia. Di samping itu, Perang Dunia II juga memberikan peluang bagi Zionisme politik untuk bisa mewujudkan cita-cita Yahudi, yaitu mendirikan negara Israel di Palestina. Negara Yahudi inilah yang direncanakan menjadi starting point bagi babak ketiga dan terakhir.
  3. Akan memprakarsai meletusnya Perang Dunia III dan terakhir. Dalam butir rencana ini akan terjadi benturan Zionisme dengan para Pemimpin Kaum Muslimin di dunia Islam, untuk menghancurkan Islam, yang dianggapnya sebagai kekuatan terakhir, yang akan tetap melawan kekuatan setan itu. Ancaman ini punya sasaran untuk menghancurkan dunia Islam dan aqidah Islamiah, dengan melibatkan Zionisme dan negara Israel ke dalam perang itu. Jaringan Yahudi Internasional akan menjebak seluruh negara di dunia untuk ikut terseret dalam kancah peperangan, yang akan menghancurkan berbagai bidang kehidupan. Untuk menghancurkan aqidah Islamiah, bukan rahasia lagi, bahwa kekuatan Yahudi tengah giat-giatnya mengadakan konspirasi besar-besaran di Timur Tengah, Timur Dekat dan negara Timur lainnya. Langkah ini merupakan rangkaian dari satu rencana gila untuk mewujudkan cita-cita Yahudi.

Albert Pike (Grand Commander Freemason Amerika Serikat) dalam sebuah suratnya kepada Giuseppe Mazzini tahun 1871, meramalkan akan terjadinya Perang Dunia I pada 1914 hingga 1918 dan Perang Dunia II pada 1939 hingga 1945. Ternyata yang dinyatakan tersebut akurat. Mengenai Perang Dunia I, Albert Pike menulis, “Perang Dunia Pertama harus dilakukan agar Illuminati dapat menggulingkan kekuasaan Tsar di Rusia dan menjadikan negara tersebut sebagai benteng komunisme ateis.” Mengenai Perang Dunia II, Albert Pike menulis, “Perang Dunia Kedua harus dikobarkan dengan memanfaatkan perbedaan antara kaum fasis dan Zionis. Perang ini harus dilakukan agar Naziisme dihancurkan dan Zionisme menjadi cukup kuat untuk melembagakan negara berdaulat Israel di Palestina.” Ini pun akurat. Sungguh aneh, semuanya sesuai dengan kenyataan. Partai Nazi baru berdiri pada 1920 dan Israel didirikan tahun 1948. Rentang waktu yang demikian lama semenjak ia menulis surat itu. Bagaimana mungkin ia mengetahui kondisi masa depan akan adanya Partai bernama Nazi dan berdirinya negara Israel?

Mantan Presiden Seminari Teologia Dallas mengatakan bahwa Armageddon adalah pertempuran akhir habis-habisan sebagai puncak pertikaian di dunia, yang berpusat di Timur Tengah. Armageddon diyakini sama dengan Al-Malhamah Al-Kubro. Terjadinya perang tersebut menunjuk pada lokasi yang sama yakni Megiddo, suatu kota penting pada masa Palestina kuno. Tahapan penaklukan dunia melalui tiga Perang Dunia oleh Illuminati, disampaikan oleh Jan van Helsing. Pada Perang Dunia I untuk menaklukan kekaisaran Rusia di bawah Illuminati Bavarian dan untuk ekspansi misinya ke seluruh dunia. Turun Tahtanya Nicholas II tanggal 15 Maret 1917 – yang sebelumnya terjadi Revolusi Rusia – menandai jatuhnya kekaisaran Rusia. Penggerak terjadinya Revolusi Rusia adalah Illuminati. Pada Perang Dunia II, harus menghasilkan perluasan pengaruh Komunisme Rusia dan termasuk pendirian negara Israel di Palestina. Pada Perang Dunia III diproyeksikan terjadinya konflik antara Israel dengan bangsa-bangsa Arab hingga terjadinya perang Armageddon. Di sini, isu terorisme menjadi daya utama dan dengannya setiap perlawanan kepada Israel selalu dilabeli dengan predikat terorisme. Predikat itulah yang disematkan pada Hamas dan yang lainnya guna alasan dan pledoi Israel.

Perlu kita renungkan, bagi Zionis perang tidak dimaksudkan untuk mencapai semata-mata kemenangan, akan tetapi untuk terus dilanjutkan sampai datangnya ‘juru selamat mereka’, tiada lain adalah Dajjal. Menurut penelitian Muhammad Isa Dawud seorang ahli kenamaan di bidang futurology politik, yang telah dibukukan salah satunya berjudul “Dajjal Akan Muncul Dari Segitiga Bermuda”, Dajjal kini mendiami lautan di antara segitiga laut Atlantik, yakni Bermuda, Puerto Rico (Virgin Islands) dan Miami (Florida). Penelitian tentang misteri Segitiga Bermuda juga dilakukan oleh Gian J. Quasar selama duabelas tahun terangkum dalam buku “Misteri Segitiga Bermuda”. Hasil riset Muhammad Isa Dawud itu telah mengundang perhatian dunia, banyak diperbincangkan oleh para cendekiawan. Terlepas dari polemik yang muncul dengan dipublikasikannya hasil penelitian tersebut, setidaknya menjadi referensi bagi kita guna bersikap mawas diri atas gerakan Zionis yang mendahului Dajjal.

Kisah tentang Dajjal menurut Islam, mengacu pada informasi dari Tamim Ad-Daari RA. Tamim Ad-Daari RA telah menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia telah bertemu dengan Dajjal dan Rasulullah SAW membenarkannya. Rasulullah SAW mengatakan bahwa Dajjal itu berada di laut Syam atau Yaman. Disebutkan pula kedatangannya dari arah Timur yang diulang-ulang sampai tiga kali. Kisah pertemuan Tamim Ad-Daari RA dengan Dajjal sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya sangat berharga dan menjadi petunjuk bagi kita dalam menyikapi kondisi geopolitik Timur Tengah. Saat ini, eskalasi konflik Timur Tengah diyakini akan mengantarkannya pada Perang Dunia III dan ujungnya adalah perang antara umat Islam dipimpin oleh Imam Mahdi melawan Dajjal berserta pengikutnya (Al-Malhamah Al-Kubro).

Menjelang pecahnya Perang Dunia III, peranan Israel dan Amerika Serikat tidak dapat dipisahkan. Pemisahan keduanya sesuatu hal yang tidak mungkin. Hampir semua Presiden Amerika Serikat sejak berdirinya pada tahun 1776 telah mengadopsi kebijakan politik Zionis. Presiden Woodrow Wilson yang dikenal sangat mendukung perjuangan bangsa Yahudi, memberikan dukungan penuh Perjanjian Balfour tahun 1917, dan dengannya membuka pintu bagi imigran Yahudi ke Palestina.

Dengan berkecamuknya konflik di Timur Tengah, menjadikan Amerika Serikat demikian superior guna mengontrol dan mendominasi geopolitik Timur Tengah. Israel yang selalu mendapatkan perlindungan itu menunjukkan dominasi negara Paman Sam atas kawasan Timur Tengah. Di sisi lain Amerika Serikat selalu mengkhawatirkan Komunis. Kondisi saat ini memperlihatkan kemajuan China yang demikian pesat dan ditambah lagi dengan isu Laut China Selatan yang semakin memanas.

Amerika Serikat berkeyakinan bahwa Komunis adalah Anti-Chirst yang sesungguhya. Padahal, Komunisme itu dibangun oleh Karl Marx merupakan wajah baru secret societies itu sendiri. Karl Marx dengan teorinya “evolusi perkembangan masyarakat” adalah sebangun dengan Charles Darwin. Pencetus teori seleksi alam/evolusi itu adalah cucu dari Erasmus Darwin, seorang penganut paganisme kuno (Kabbalah) cikal bakal Zionisme. Melalui Erasmus, ajaran tentang evolusi dikembangkan oleh Charles Darwin. Pemikiran evolusi Darwinisme juga telah memengaruhi pemikiran Adolf Hitler. Henry Makow dalam bukunya, “Illuminati The Cult That Hijacked the Word” mengatakan bahwa kelompok Illuminati itulah yang mempersiapkan Adolf Hitler dan Partai Nazi guna terciptanya Perang Dunia II sebagai kelanjutan dari Perang Dunia I. Menurut Greg Hallett, Hitler adalah Agen Illuminati. Sebagai catatan, selain Nazisme, Komunisme dan Zionisme merupakan bentukan Illuminati untuk menipu dan memanipulasi umat manusia.

Menjadi pertanyaan, mengapa ‘konflik religius’ ini tidak menjadikan keduanya bercerai? Bukankah Komunis itu dilahirkan oleh Zionis. Jawabannya adalah bahwa elit Zionis secara turun temurun yang menentukan kebijakan dan kekuatan nasional Amerika Serikat, utamanya aspek ekonomi dan politik. Siapa pun Presiden Amerika Serikat harus ditentukan oleh Zionis Internasional dan mengabdi pada kepentingannya. Konsepsi strateginya mengikuti konsep yang dirumuskan oleh Theodor Herzl (Bapak Zionisme Modern) dalam bukunya “Der Judenstat.” Dalam konsep tersebut, bukan hanya untuk mendirikan negara Yahudi. Namun lebih jauh ia membuat konsep besar kepemimpinan tunggal New Word Order guna menguasai dunia dengan mendirikan negara Israel Raya. Chaim Weizmann – pemimpin Organisasi Zionis Dunia dan Presiden pertama Israel – dalam bukunya, “A Biography” yang ditulis oleh Jehuda Reinharz dan Motti Golani, memperlihatkan upaya dukungan dari politisi dan negarawan berpengaruh serta orang-orang Yahudi di seluruh dunia.

Tidaklah mengherankan jika kini, tercatat empatpuluh sembilan organisasi aktif yang tergabung di bawah satu atap “Conference of Presidents of Major American Jewish Organizations” (CPMAJO). Jumlah yang sama dengan jumlah negara bagian AS. American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) dan American Jewish Committee (AJC) yang begitu fanatik berada di dalam CPMAJO. Keberadaannya memiliki pengaruh penting dalam lobi di kalangan Eksekutif dan Kongres AS. Peninggalan simbol agenda besar penguasaan dunia terdapat dalam uang satu dollar AS. Dalam bagian depan uang itu bergambar George Washington (Presiden AS pertama), dan bagian belakangnya bergambar piramida. Letak gambar piramida yang ada di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang Amerika Serikat ada kekuatan lain yakni Zionis Internasional. Simbol-simbol rahasia yang terdapat dalam Uang Satu dollar menunjukkan eksistensi Zionis. Simbol Lucifer justru sosok Anti-Chirst. Kesemua itu terhubung dengan rencana program Adam Weschaupt dan dukungan Mayer Amschel Rothschild, tokoh utama Yahudi Ashkenazi.

Penghancuran negara dan agama serta penghapusan ras dan etnis didahului dengan ajaran Darwinisme dalam membentuk fasisme. Demikian itu, telah dipraktikkan dalam holocaust guna imigrasi kaum Yahudi Asskenazi – utamanya dari Eropa Tengah dan Timur – ke Palestina. Berlangsung tindakan genosida terhadap rakyat Palestina yang dimaksudkan sebagai entry point Perang Dunia III.

Kesemuanya itu terangkum dalam “The Protocols of the Elders Zion”. Pada Protokol Dua disebutkan, “perang sedapat mungkin tidak boleh menghasilkan pemisahan teritorial, namun harus menunjukkan pada kedua sisi mengenai ketergantungan mereka terhadap perwakilan internasional kita (yaitu para agen) yang memiliki jutaan mata untuk mengawasi dan tidak dapat dihalangi oleh apa pun.” Protokol ini menunjukkan bahwa perang itu memang diciptakan dan harus dikendalikan. Pengendalian itu bukan saja oleh elit Zionisme tetapi juga pada organ-organ Zionis yang berhimpun pada CPMAJO, termasuk pula Amerika Serikat dan sekutunya.

Jakarta, 16 Juli 2025

Pesan Penulis : Dipersilahkan untuk memviralkan tulisan ini dengan caranya masing-masing. Tentunya tidak melakukan perubahan

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button