Dunia Islam

Serial Tahajud, Bagian 3 : TAHAJUD DAN DAYA TAHAN JIWA DI ZAMAN PENUH FITNAH

Oleh Edy Mulyadi, Wartawan Senior

Kita hidup di zaman yang penuh fitnah. Zaman ketika kebenaran dibungkam. Penjilat dan pengkhianat dapat tempat dan jabatan terhormat. Orang jujur digusur bahkan dibuat hancur. Zaman ketika rakyat diintimidasi karena menyuarakan hak. Sementara para penindas duduk nyaman di singgasana.

Lalu, dari mana seorang mukmin bisa mendapat kekuatan jiwa agar tetap tegak dan waras? Jawabannya, dari malam. Dari tahajud.

Tahajud adalah ruang perlawanan sunyi yang hanya Allah dan hamba-Nya yang tahu. Dalam tahajud, orang beriman menyucikan hatinya dari penyakit cinta dunia dan takut mati. Dalam sujud malam, ia menguatkan tekad untuk tetap berjalan di jalan lurus meski sendirian. Dia meneguhkan hati agar tak tertipu sorotan kamera atau ketenaran. Agar tak luluh hanya karena iming-iming dan atau ancaman penguasa.

Rasulullah SAW bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَقُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

“Lazimilah qiyamul lail (shalat malam), karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia pendekat kepada Tuhanmu, penghapus dosa, dan penghalang dari perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi)

Ini bukan sekadar anjuran ibadah. Ini adalah strategi bertahan. Siapa yang kuat tahajudnya, insya Allah akan kuat menghadapi badai zaman. Dia tak mudah goyah oleh pujian atau makian. Tak mudah ciut meski ditinggal teman seperjuangan. Dia tetap kokoh, karena malam-malamnya telah ditempa Allah.

يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ ﴿١﴾ قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا ﴿٢﴾

“Wahai orang yang berselimut! Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya).” (QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 1–2)

Ayat ini adalah perintah langsung dari Allah kepada Rasulullah SAW di awal kenabiannya. Bukan untuk shalat fardhu. Bukan juga puasa atau jihad. Tapi tahajud. Karena perjuangan besar butuh kekuatan besar. Dan kekuatan itu hanya lahir dari hubungan khusus dengan Allah. Bukan dari manusia atau makhluk lainnya.

Ulama besar seperti Ibnu Taimiyah pernah berkata:

“Di dunia ini ada surga. Siapa yang belum memasukinya, dia tak akan masuk surga akhirat. Surga itu adalah kedekatan dengan Allah.”

Dan kedekatan itu lahir dari malam-malam penuh doa. Penuh air mata. Penuh istighfar dan kepasrahan.

Di zaman fitnah seperti sekarang, siapa pun yang ingin tetap jernih dan istiqamah harus memelihara hubungan rahasia dengan Allah. Tahajud adalah jalur utamanya. Maka, siapa pun yang ingin selamat di hari ketika semua topeng terbuka, bangunlah di sepertiga malam. Sampaikan semua resah kepada Dzat yang tak pernah lelah mendengar.

Cukuplah tahajud menjadi bekal untuk tetap waras, di tengah dunia yang gila.

Jakarta, 3 Juni 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button