Opini

Catatan Khusus Dari Pernyataan Sikap Di Forum Purnawirawan Prajurit TNI Soal #MakzulkanFufufafa

Oleh: Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes

Jakarta, 20 April 2025

Meski acara “Forum Silaturahmi Purnawirawan Prajurit TNI dengan Para Tokoh Masyarakat” sudah berlangsung beberapa hari lalu (Kamis, 17/04/25), namun -kalau meminjam istilah dari Film-Animasi “Ulympus Galia Medusa” di menit-1 detik-55 dari total durasinya sepanjang 2-menit 53-detik yang sangat Viral itu- Acara Forum kemarin itu “bau keringatnya pun masih terasa di ruang Administrasi kami”.

Cuplikan statemen dari Avirus Amelitus (Kepala Ulympus Galia Medusa 2025) dalam Film kreasi Akun TikTok https://www.tiktok.com/@matt_kampoeng/video/7494203734008859910 yang berani pasang badan untuk tokoh utama di Film itu, Junius Wedus (Sosok pengadu domba yang lahir di bulan Juni) terasa sangat pas untuk menggambarkan bahwa Acara yang diselenggarakan di Gedung SAM / Serambi Al-Musyawarah yang terletak di Jalan Mandiri Utara Kelapa Gading Jakarta Utara tersebut masih sangat terasa dampaknya hingga sekarang.

Bagi masyarakat yang belum menyaksikan Film-Animasi dengan teknologi AI (Artificial Intelligent) yang sangat cerdas sekaligus edukatif dan meski diceritakan seolah terjadi di negara Konoha, Namun peristiwanya terasa sangat aktual benar-benar ditengah-tengah kita. Silakan dilihat melalui akun X / Twitter Rimonus Septinus (Pakar Forensik) melalui tautan x.com/SianiparRismon/status/1913286723066597471 .

Kembali pada Acara Forum Silaturahmi kemarin, sebenarnya acara tersebut sudah dirancang sejak beberapa bulan lalu. Sempat dilakukan beberapa kali Rapat terbatas yang diselenggarakan di sejumlah Rumah makan dan Hotel di kawasan Jakarta Timur dan saya bersyukur menjadi salah satu yang hadir diundang resmi. Sejatinya acara akan diselenggarakan di Balai Sarbini di Kawasan Semanggi, namun karena alasan ekonomis maka lokasi dipindahkan ke tempat lain dan sempat juga dihambat (?) sebelum akhirnya di lokasi terakhir kemarin.

Perpindahan (baca: pelarangan ?) tempat acara sampai beberapa kali ini sebenarnya sangat disayangkan, karena seharusnya pihak otoritas yang berwenang tidak menghambat dan justru harus memberi penghargaan sekaligus apresiasi kepada para mantan prajurit TNI yang jelas-jelas telah berjuang bagi Republik ini. Karena dengan seloka “Purna Wira Satya Bhakti” Forum Purnawirawan Prajurit TNI ini bertujuan mulia untuk Menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Devide At Impera dan Disintegrasi Bangsa.

Secara lebih detail, “Purna Wira Satya Bhakti” adalah frase dalam bahasa Sanskerta yang masing-masing artinya adalah “Purna”: elesai, telah berakhir, “Wira”: pahlawan, perwira, orang yang berjasa, ” Satya”: setia, kebenaran, loyalitas, dan “Bhakt”: pengabdian, pelayanan, dedikasi. Jadi secara keseluruhan “Purna Wira Satya Bhakti” dapat dimaknai sebagai Perwira yang telah mengabdi dengan setia dan penuh pengabdian atau bisa juga diterjemahkan bebas menjadi “Pengabdian sepenuhnya kepada masyarakat dan negara yang tidak akan berhenti (meski sudah purna tugas)”.

Dibuka pukul 10.00 WIB oleh MC Rahma Sarita, kemudian ada beberapa sambutan dari para Tokoh Purnawirawan: LetJend TNI Purn Suharto (Komandan Koeps Marinir 1996-1999), Marsekal TNI Purn Slamet Soebijanto (Kepala Staf Angkatan Laut 2005-2007), Jendral TNI Purn Fachrul Razi (Wakil Panglima TNI 1999-2000) yang secara khusus menyampaikan rencana apabila bertemu Presiden Prabowo akan menyarakan agar Prabowo tidak usah merasa hutang budi kepada Jokowi, karena dialah yang titip anaknya.Surat formal sudah dikirim semenjak 11/02/25 lalu tetapi belum ada balasan.

Sebelumnya MayJend TNI Purn Soenarko (Komandan Jendral Kopassus 2007-2008) membacakan 8 (delapan) poin Pernyataan Sikap Purnawirawan Prajurit TNI yang sudah banyak beredar dan bisa dibaca dari berbagai media, namun disini saya secara khusus mencermati poin pungkasan yang paling penting yakni nomor 8 yang berbunyi “Mengusulkan pergantian Wakil Presiden kepada MPR karena keputusan MK terhadap Pasal 169 Huruf Q Undang-undang Pemilu telah melanggar hukum acara MK dan Undang-undang Kekuasaan Kehakiman”.

Alhamdulillah, setelah Dr Said Didu menyampaikan kasus PIK2, Saya termasuk dari undangan yang diberi kesempatan memberikan speech dalam acara yang sangat bersejarah tersebut. Tentu saja selain soal perkembangan terakhir kasus Ijazah Palsu hasil “Geruduk UGM” di Jogja, saya juga lantang menyuarakan hastag #MakzulkanFufufafa. Ini sangat sesuai dengan isi terpenting Pernyataan Sikap yang telah ditandatangani oleh 103 Jenderal, 73 Laksamana, 65 Marsekal, dan 91 Kolonel tersebut.

Kesimpulannya, dokumen ini sangat serius karena pada halaman depan ditandatangi oleh Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, dan Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan. Bahkan terdapat tandatangan Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno sebagai pihak yang mengetahui. Presiden Prabowo Subianto sebenarnya sangat diuntungkan dengan dukungan nyata dari para tokoh ini, sehingga tidak perlu ragu lagi dalam bersikap untuk menyelamatkan Indonesia …

)* Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes – Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen – Jakarta, Minggu 20 April 2025

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button