Opini

GIBRAN “THE SONGONG” MEMANG KAMPUNGAN

Oleh : M Rizal Fadillah ( Pemerhati Politik Dan Kebangsaan )

Bandung, 11 Agustus 2025

Dua predikat melekat padanya yakni songong atau tidak tahu adat dan kampungan tidak mencerminkan sikap intelek, gentle, berwibawa, atau dewasa. Ini terjadi saat Gibran tidak menyalami  AHY pada acara militer di Kabupaten Bandung 10 Agustus 2025. Ada Bahlil dan Cak Imin juga yang dilewati. Sebagai Wapres nampaknya anak kecil ini tidak mampu menjalankan peran jabatan dengan profesional.

Sewaktu Presiden Prabowo bersama beberapa menteri berkunjung ke kediaman Jokowi di Solo untuk melaporkan hasil kunjungan luar negerinya sebelum membuka acara Kongres PSI, putera Jokowi ini justru berada dihadapan delegasi kunjungan. Akibatnya terkesan Presiden Prabowo sedang menghadap kepada Wakil Presiden Gibran dan mantan Presiden Joko Widodo. The Songong mulai beraksi.

Tidak sembarangan para Jenderal Purn TNI dahulu mendesak agar Gibran Rakabuming Raka untuk dimakzulkan. Faktor utamanya adalah kualitas rendah dan sifat yang masih kekanak-kanakan. Bahaya besar jika Presiden berhalangan tetap kemudian  digantikan oleh Wapres “The Songong”. Para purnawirawan TNI beranggapan dan telah memberi peringatan.

Isu Jokowi bergerak untuk segera mendaulat Gibran menjadi Presiden pun muncul, meski jauh dari realisasi, artinya bagi Jokowi sang putera tetap menjadi harapan untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari serangan rakyat yang terus meminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Penjara bisa terhindar jika Gibran memiliki otoritas penuh. Jokowi sedang berhalusinasi.

Pemakzulan Gibran mendekati kepastian tinggal menunggu waktu. Persoalan kini adalah siapa yang potensial menggantikan ? Dua kandidat kuat yaitu AHY Demokrat dan Puan PDIP. Inilah ancaman bagi Gibran. Ia tidak harus menyalami AHY dalam upacara kemarin.  Lalu Bahlil Golkar, Cak Imin PKB, dan juga Zul Has PAN. Ketum Partai itu nampaknya  bersama Gerindra, PDIP dan PKS telah bersepakat untuk menggusur Gibran. Dasco Gerindra sudah ngobrol dengan calon tergusur saat makan siang bersama.

Gibran sebagaimana ayahnya semakin panik saja. Orang besar di balik ijazah palsu dan pemakzulan yang disebutnya dan dilanjutkan oleh termulnya dengan sinyal baju biru mengarah pada SBY. Jokowi dan partai SBY saling mengklarifikasi. Gibran dan AHY bersitegang. Lalu Gibran tidak menyalami AHY di tengah kepanikan dan kegoyahan jabatan.

Gibran “The Songong” memang kampungan patut segera dimakzulkan. Hal itu aman bagi langkah ke depan. Ijazah palsu ayah Gibran juga akan segera dibuktikan.
Urusan Jokowi dan Gibran harus diselesaikan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Agar dimulai perjuangan untuk kemerdekaan.p

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button