SRINE TELAH BERBUNYI, RAKYAT SIAP BERONTAK

SRINE TELAH BERBUNYI, RAKYAT SIAP BERONTAK
Oleh : M Rizal Fadillah ( Pemerhati Politik Dan Kebangsaan )
Bandung, 17 September 2025
Srine atau sirine adalah suara darurat yang meminta jalan ambulance, mobil polisi, pemadam kebakaran, mobil jenazah, atau kendaraan lain. Jika di suatu kota sudah didengar suara srine besar artinya kota itu terancam bahaya apakah invasi, bombardir, dan lainnya. Penduduk waspada dan mungkin bergerak. Suara srine adalah pengingat sekitar akan keadaan tidak normal.
Dalam makna lain srine adalah negara Srilangka dan Nepal (Srine) yang membuat sinyal bahaya. Ada sesuatu agar lingkungan lebih waspada, pelajaran akan bahaya. Kedua negara ini membunyikan suara srine yang terdengar kuat ke mancanegara, termasuk Indonesia. Sinyal kesenjangan, arogansi, dinasti, hedonisme, serta kemiskinan dan pengangguran semesta. Istana telah membuat rakyat menderita.
Tahun 2022 prahara terjadi di Srilangka. Presiden Gotabaya Rajapaksa digulingkan oleh rakyat yang marah pada kinerja istana. Ia dan keluarga terpaksa kabur dengan helikopter ke Maladewa. Istana kepresidenan diduduki rakyat. Aparat tidak berdaya mengendalikan. Revolusi pun terjadi, perubahan cepat oleh kemarahan rakyat. Nepotisme yang dibangun keluarga Rajapaksa ambruk.
Baru-baru ini Nepal juga diguncang prahara. Nampaknya lebih dahsyat lagi. Generasi muda atau Gen Z berdemo dipicu oleh pemblokiran berbagai media, aksi membesar hingga berujung tumbangnya rezim. Perdana Menteri KP Sharma Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel mundur dari jabatan. 19 tewas dan ratusan luka-luka akibat demo. Pidato remaja Abiskar Raut memotivasi aksi dan menjadi fenomenal.
Krisis moral pejabat korup, kesenjangan tinggi, serta perilaku hedon nepokids dan anggota DPR membuat frustrasi rakyat. Mereka menduduki istana Presiden dan Gedung DPR, membakar dan menjarah, mengejar dan menelanjangi. Menceburkan anggota DPR yang malang ke sungai. Melempari dengan batu. Hari-hari itu bagai neraka bagi mereka yang sudah tidak lagi memiliki harga diri.
Efek domino pemberontakan rakyat terasa dimana-mana. Prahara akhir Agustus meski tercium aroma rekayasa tetapi pembakaran dan penjarahan serta perlawanan kepada aparat menjadi bibit potensial pemberontakan rakyat ke depan. Pemerintah tidak boleh abai. Apalagi tergilasnya Affan Kurniawan akan menjadi simbol dari keangkuhan dan kezaliman aparat.
Srine telah berbunyi, era kemarahan rakyat telah dimulai, arogansi dipaksa untuk menjadi hina diri, wakil rakyat menjadi musuh rakyat, pengusaha tak tertolong oleh kekayaan, penguasa putus asa di singgasana, intelektual penjilat hilang hormat, rakyat mulai berdaulat. Menentukan sendiri untuk memulihkan martabat.
Demokrasi yang telah lama diinjak oleh kaum hipokrisi mencoba diubah agenda untuk melakukan restorasi atau reformasi, tetapi yang terjadi justru dapat revolusi. Revolusi atas ketidak becusan mengelola negara, revolusi melawan kesenjangan, dan revolusi atas pemerkosaan hukum.
Revolusi menggugat kebohongan yang dilegalisasi.
Jika srine telah berbunyi, maka rakyat siap memberontak. Untuk menemukan dan meluruskan kembali ideologi dan konstitusi yang telah lama dijauhi atau dieliminasi.
Srilangka, Nepal, lalu mana lagi ? Srine telah berbunyi.